A.
Metodologi Studi Pembangunan
Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan
""logos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang
berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode
berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. logos artinya ilmu.
Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung
dari realitas yang sedang dikaji. Ilmu yang dimaksudkan dalam metodologi terdiri
atas empat prinsip yaitu:
1. keteraturan (orde)
2. sebab-musabab (determinisme)
3. kesederhanaan (parsimoni)
4. pengalaman yang dapat diamati
(empirisme)
Dengan
prinsip-prinsip yang demikian maka ada banyak jalan untuk menemukan kebenaran.
Metodologi adalah tata cara yang menentukan proses penelusuran apa yang akan
digunakan.
Studi
pembangunan (development study) merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang
melalui studi multi-disiplin atas permasalahan pembangunan. Watak multidisiplin
Studi Pembangunan merupakan konsekuensi alamiah dari watak multi-dimensional
permasalahan pembangunan itu sendiri. Sebagai ilmu pengetahuan, Studi
Pembangunan tersusun atas tiga unsur pokok yang saling berkaitan: unsur
normatif (nilai-nilai dan etika); unsur deskriptif (teori-teori); dan unsur
preskriptif (strategi dan teknik).
Dalam studi pembangunan
banyak persoalan pembangunan suatu masyarakat, terutama di negara-negara
berkembang, hingga saat ini masih berada dalam suatu proses yang tak kunjung
selesai. Khusus di Indonesia dan kawasan negara Asia Tenggara yang saat ini
dilanda krisis ekonomi, sosial, politik, dan budaya, masalah pembangunan
menjadi suatu problem penting. Dalam beberapa faktor-faktor tersebut banyak
sekali menemukan jalan buntu dalam studi pembangunan. Kebuntuan dalam studi
pembangunan ini mendorong perkembangan kritik terhadap teori-teori pembangunan
yang dominan. Kritik terhadap teori-teori pembangunan ini bukan hanya
menekankan pada kritik terhadap strategi-strategi pembangunan yang dominan,
tetapi juga terhadap studi pembangunan dan bahkan konsep pembangunan itu
sendiri. Dalam artian yang terakhir ini teori pembangunan telah bergeser dari
teori tentang kebijakan pembangunan ke arah wacana tentang pembangunan. Studi
Pembangunan dibutuhkan bagi mereka yang ingin meningkatkan sumbangsihnya dalam
menjawab permasalahan pembangunan: pembuat kebijakan, pelaku administrasi
publik, pelaku usaha dan perbankan, pelaku LSM, pelaku riset dan iptek, pelaku
sosial-politik, dan unsur-unsur sosial lain di masyarakat.
Perkembangan
studi pembangunan itu secara umum pada era 1980 – 2000-an, juga terdapat
problem di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia). Dalam mereformasi
pembangunannya antara lain mencakup :
1.
Adanya tekanan dari pemberi bantuan
finansial dan lembaga donor eksternal agar modernisasi pembangunan menyesuaikan
dengan kepentingan pemberi bantuan dan lembaga donor eksternal.
2.
Perbaikan pembangunan harus memfokuskan
diri pada isu-isu yang terkait dengan efisiensi anggaran dan lebih
mengedepankan pada sudut pandang.
3.
Dalam hal pembangunan (reformasi)
administrasi hanya ditekankan pada penerapan “teknik bisnis” dan “kepuasan
pelanggan dari gerakan manajemen publik baru.
4. Dalam kaitannya
dengan persolan ini maka, pada tanggal 8 September 2000, dalam persidangan di
new york, perserikatan bangsa-bangsa (PBB) telah menyepakati deklarasi milinium
PBB atau yang dikenal dengan “millenium
development goals”
Analisis
mengenai Metodologi Studi Pembangunan itu sendiri adalah tata cara atau
langkah-langkah yang berawal dari masalah-masalah pembangunan yang dicari
penyelesaiannya, lalu digunakan dimasa mendatang sehingga pembangunan tersebut
berjalan lancar seperti yang diinginkan masyarakat dimasa mendatang. Metodologi
studi pembangunan juga menjadi acuan dalam pembangunan-pembangunan disektor
publik maupun disektor-sektor lainnya.
B.
Pendekatan
Studi Pembangunan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris approach yang salah satu artinya adalah
“Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach
diartikan sebagai a way of beginning
something “cara memulai sesuatu”. Karena itu, pengertian pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala
sulit membuktikannya. Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis artinya
bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Menyangkut masalah pendekatan utama studi pembangunan ini
dapat dibagi dalam dua wilayah pengembangan sebagai asumsi filosofis, yakni
pemikiran konservatif (soft science)
dan pemikiran radikal (hard science).
Batasan dari dua wilayah pemikiran tersebut dapat dipakai sebagai dasar
referensi pengembangan model ekuilibirium dan model konflik. Tetapi tidak semua
pengamat melihat bahwa dua pembagian wilayah ini merupakan pilihan harga mati
karena dalam kenyataannya munkin masih ada kecendrungan gabungan dan
keseimbangan dari dua pendekatan tersebut dalam kajian studi yang sama atau
kajian studi yang lain. Disamping ada kecenderungan cara kerja studi
pembangunan seringkali mengarah pada analisis sintesa dari kedua pendekatan
tersebut. Sebagai contoh kelompok konservatif tidak selalu menyatakan dirinya
demi kepentingan pribadi tapi lebih mengutamakan kepentingan kelompok,
sedangkan kelompok radikal lebih menonjolkan kepentingan individu dari pada
kepentingan kelompok. Persoalan lain yang timbul bahwa posisi konservatif dan
radikal keduanya dapat menempatkan diri pada upaya menciptakan kesetiaan
masyarakat.
Dalam pendekatan studi pembangunan terdapat asumsi dasar
teori ekuilibirium antara lain menyebutkan:
1. bahwa penderitaan individu akan hilang dengan adanya
determinan konstektual.
2. bahwa awal sosialisasi anak akan menentukan masa dewasanya.
3. bahwa
perkembangan sosial akan berjalan dengan selaras dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi
Artinya
bahwa pembangunan akan terjadi melalui diffusi pembentukan kapital baru dan
kekuatan teknologi dari kekuatan negara maju (sektor modern) menuju ke negara
berkembang atau miskin (sektor tradisional). Diffusi dapat berbentuk kultural
dan ekonomi.
Dalam
pendekatan studi pembangunan juga terdapat asumsi dasar teori konflik antara
lain menyebutkan bahwa yang pertama, model atau cara berproduksi mempengaruhi
tindakan ekonomi dan struktur klas dalam masyarakat. Jika ada kecenderungan
terjadinya gerakan dua struktur klas pada level hubungan sosial , maka akan
berakibat pada perubahan dalam cara berproduksi. Yang kedua, bahwa tidak akan
mungkin untuk meramalkan sejarah yang akan datang. Setiap revolusi akan
membangkitkan pergolakan kebutuhan dari pembangunan. Tingkat perubahan sangat
tergantung dari intensitas dan kegalakan konflik klas. Perlu adanya
optimalisasi pembangunan melalui pembatasan-pembatasan untuk menghilangkan
konflik klas dalam masyarakat.
Analisis dari
pendekatan studi pembangunan itu sendiri seperti, dapat dibagi dalam dua wilayah pengembangan
sebagai asumsi filosofis, yakni pemikiran konservatif (soft science) dan pemikiran radikal (hard science). Ada kecenderungan cara kerja studi pembangunan
seringkali mengarah pada analisis sintesa dari kedua pendekatan tersebut.
Sebagai contoh kelompok konservatif tidak selalu menyatakan dirinya demi
kepentingan pribadi tapi lebih mengutamakan kepentingan kelompok, sedangkan
kelompok radikal lebih menonjolkan kepentingan individu dari pada kepentingan
kelompok. Pendekatan studi pembangunan ini juga terdapat teori sebagai
penunjang atau landasan pembangunan yaitu asumsi dasar teori ekuilibirium dan
asumsi dasar teori konflik.
C. Kesimpulan
Metodologi
Studi Pembangunan itu sendiri adalah tata cara atau langkah-langkah yang
berawal dari masalah-masalah pembangunan yang dicari penyelesaiannya, lalu
digunakan dimasa mendatang sehingga pembangunan tersebut berjalan lancar
seperti yang diinginkan masyarakat dimasa mendatang. Metodologi studi
pembangunan juga menjadi acuan dalam pembangunan-pembangunan disektor publik
maupun disektor-sektor lainnya.
Pendekatan
studi pembangunan lebih cenderung mempelajari tentang cara kerja studi
pembangunan seringkali mengarah pada analisis sintesa dari kedua pendekatan
tersebut. Sebagai contoh kelompok konservatif tidak selalu menyatakan dirinya
demi kepentingan pribadi tapi lebih mengutamakan kepentingan kelompok,
sedangkan kelompok radikal lebih menonjolkan kepentingan individu dari pada
kepentingan kelompok. Pendekatan studi pembangunan ini juga terdapat teori
sebagai penunjang atau landasan pembangunan yaitu asumsi dasar teori
ekuilibirium dan asumsi dasar teori konflik.
Daftar Pustaka
Suryono, Agus.
2010. “Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan”. Pn. UB –Press. Malang.
Wikipedia.
2014. “pengertian Metodologi”. (online)
Dian, Erika. 2012. “Pendekatan
Pembangunan”. (online)
http://erikadianarizant.wordpress.com/2012/09/02/pendekatan-pembangunan/
(diakses tanggal 25 Oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar